KLHK Temukan 172 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Nusa Tenggara Timur (Kamis, 13 Juni 2024)


- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 172 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 17 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (13/6/2024) pukul 16.58 WIB. Dari 172 titik panas terdeteksi, 5 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 165 titik skala sedang, dan 2 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: 10 Negara dengan Gempa Bumi Terbanyak 2023, Indonesia Pertama)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 47 titik. Nusa Tenggara Barat menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 33 titik. Jawa Timur berada di posisi ketiga sebanyak 31 titik panas.
Sebanyak 11 titik panas terdeteksi di Maluku Utara, Kalimantan Timur menyusul dengan 9 titik panas, serta Riau dan Sulawesi Tenggara masing-masing memiliki 9 dan 7 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Inilah 10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah, Dua di Antaranya dari Indonesia)