KLHK Deteksi 144 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Jambi (Rabu, 23 April 2025)

1
Irfan Fadhlurrahman 23/04/2025 11:50 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 144 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 48 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Rabu (23/4/2025) pukul 11.50 WIB. Dari 144 titik panas terdeteksi, 5 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 135 titik skala sedang, dan 4 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Tren Bencana Banjir Indonesia Sedekade, Mulai Turun Sejak 2021)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Jambi sebanyak 30 titik. Sumatera Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 15 titik. Kalimantan Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 13 titik panas.

Sebanyak 12 titik panas terdeteksi di Riau, Jawa Timur menyusul dengan 9 titik panas, serta Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara masing-masing memiliki 9 dan 9 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Secara Global Turun pada 2023)

Data Populer

Lihat Semua