Indeks Pembangunan Gender Nasional Stagnan pada 2024

Demografi

Premium

Nabilah Muhamad 17/04/2025 10:17 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Skor Indeks Pembangunan Gender/IPG Indonesia (2014-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

~~Rp100.000~~ 50.000/bulan

Hanya Rp416 per artikel

Lebih detail »

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Skor Indeks Pembangunan Gender/IPG Indonesia (2014-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia mencapai 91,85 poin pada 2024.

Angka itu stagnan dibandingkan dengan skor 2023. Kendati demikian, nilai ini jadi rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Jika dilihat secara historis sedekade itu, skor IPG sebenarnya cenderung meningkat. Pada 2014, skor IPG dalam negeri hanya 90,34 poin. Lalu setelahnya meningkat, seperti terlihat pada grafik.

Berdasarkan wilayahnya, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan skor IPG tertinggi nasional, yakni mencapai 95,56 poin pada 2024. Posisinya diikuti Sulawesi Utara dengan 95,48 poin dan Sumatera Barat 95,25 poin.

Penilaian indeks ini menggunakan skala 1-100. Semakin tinggi angkanya, maka semakin dinilai baik pencapaian pembangunan gendernya.

BPS mendefinisikan IPG sebagai indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dengan memperhatikan ketimpangan gender.

IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi dan menggunakan indikator yang serupa dengan IPM. Namun, IPG lebih menunjukkan seberapa besar kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.

(Baca: Skor Indeks Ketimpangan Gender Indonesia Turun Sejak 2019)

Editor : Erlina F. Santika