Berdasarkan temuan Deloitte dalam 2025 Gen Z and Millennial Survey, selama empat tahun berturut-turut biaya hidup menduduki peringkat pertama dalam datar kekhawatiran utama generasi Z (gen Z) dan milenial secara global.
Proporsi gen Z global yang punya kekhawatiran tersebut meningkat dari 29% pada 2022 menjadi 39% pada 2025, begitu pula milenial naik dari 36% menjadi 42%.
Pada 2025, sebanyak 21% gen Z dan 17% milenial global juga mengkhawatirkan kondisi kesehatan mental.
Aspek lain yang menjadi kekhawatiran utama dua generasi ini adalah pengangguran, kriminalitas atau keamanan pribadi, lingkungan, dan ketidakstabilan politik seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Banyak Kelas Menengah Kerja Sampingan Demi Kebutuhan Hidup)
Seiring dengan kekhawatiran terrsebut, Deloitte menemukan hampir setengah dari gen Z (48%) dan milenial (46%) global merasa tidak aman secara finansial.
Kemudian 52% gen Z dan milenial bertahan hidup dari gaji ke gaji, diikuti 37% gen Z dan 35% milenial yang mengaku kesulitan membayar biaya hidup setiap bulannya.
Menurut Deloitte, kekhawatiran akan finansial terus mendorong gen Z dan milenial untuk mengambil pekerjaan sampingan. Bahkan, sekitar sepertiga dari dua generasi ini sudah memiliki pekerjaan sampingan selain pekerjaan utama.
Survei Deloitte ini melibatkan 23.482 responden yang terdiri dari 14.751 Gen Z dan 8.731 milenial dari 44 negara di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.
Survei dilakukan dengan wawancara daring selama 25 Oktober-24 Desember 2024. Selain itu, wawancara kualitatif juga dilakukan antara 19 Desember 2024-10 Januari 2025.
Responden gen Z dalam survei ini lahir antara Januari 1995-Desember 2006. Sedangkan responden milenial lahir pada Januari 1983-Desember 1994.
(Baca: Banyak Gen Z dan Milenial Dunia Pakai GenAI untuk Kerja, Ini Jenisnya)