Hasil riset Varieties of Democracy (V-Dem) Institute mengungkap, sejumlah negara bergerak menuju autokrasi—keadaan ketika negara menjauhi demokrasi dengan kekuasaan absolut yang tidak terbatas atau otoriter.
Negara yang terdeteksi menyentuh unsur autokrasi mencapai 45 negara pada 2024. Melonjak nyaris empat kali lipat dari dua dekade lalu yang hanya 12 negara.
Sebaliknya, negara ke arah demokrasi justru berkurang pada 2024, menjadi 19 negara. Pada 2004, jumlahnya mencapai 26 negara.
"Sebanyak 27 dari 45 negara autokratis tersebut adalah negara yang awalnya [bersistem] demokrasi. Dari jumlah tersebut, hanya 9 yang masih menjadi negara demokrasi pada 2024. Tingkat kematiannya adalah 67%," tulis tim riset, dikutip pada Kamis (5/6/2025).
Tim riset juga mendata, lebih sedikit negara demokrasi di dunia, yakni dengan total 88 negara. Adapun negara autokrasi 91. Ketimpangan yang mencolok ini pertama kalinya terjadi dalam lebih dari 20 tahun terakhir.
"Demokrasi liberal telah menjadi jenis rezim yang paling jarang ditemui di dunia, dengan total 29 negara pada 2024," kata tim riset.
V-Dem Institute juga menganalisis, hampir 3 dari 4 orang di dunia atau 72% sekarang tinggal di negara autotokrasi. Menurut tim riset, angka ini merupakan yang tertinggi sejak 1978.
"Senjata favorit para pelaku autokratisasi adalah sensor media, diikuti oleh pelemahan pemilu dan masyarakat sipil," tim riset menjelaskan.
Riset dikotomi tipe negara ini termasuk dalam analisis demokrasi liberal yang tercantum dalam laporan Democracy Report 2025, 25 Years of Autocratization-Democracy Trumped?. Sedikitnya ada 179 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini.
(Baca juga: Demokrasi Liberal Indonesia Jauh di Bawah Timor-Leste pada 2024)