Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor pertambangan dan penggalian di perkotaan dan perdesaan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2024 sebanyak 65.369 pekerja. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 37,62% dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan fluktuasi jumlah pekerja pertambangan di Jawa Barat selama 10 tahun terakhir. Fluktuasi ini ditandai dengan kenaikan dan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar 101.989 pekerja, jumlah pekerja tahun 2024 mengalami penurunan signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 83.995 pekerja, penurunan tahun ini juga tetap terlihat. Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2022 dengan persentase 29,69%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan persentase -41,15%. Terjadi anomali dimana pada tahun 2020 terjadi penurunan yang sangat drastis, namun kemudian diikuti dengan kenaikan di tahun-tahun berikutnya.
(Baca: Nilai PDRB ADHB Konstruksi Periode 2013-2025)
Secara ranking di Pulau Jawa, Jawa Barat berada di peringkat ke-3 pada tahun 2024. Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, nilai tahun terakhir Jawa Barat juga berada di urutan ketiga. Sementara itu, secara nasional, Jawa Barat menempati peringkat ke-7 untuk jumlah pekerja di sektor pertambangan dan penggalian.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2022, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pertambangan yang signifikan pada tahun tersebut. Sebaliknya, penurunan terendah terjadi pada tahun 2020, kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 yang memengaruhi sektor pertambangan.
Anomali terjadi pada tahun 2020, dimana terjadi penurunan yang sangat signifikan. Kondisi ini berbeda dengan tren pada tiga tahun sebelumnya (2017-2019) yang cenderung stabil atau sedikit mengalami kenaikan. Penurunan drastis ini mengindikasikan adanya perubahan kondisi yang ekstrem yang memengaruhi sektor pertambangan di Jawa Barat.
Kalimantan Tengah
Di Kalimantan Tengah, jumlah pekerja di sektor pertambangan mencapai 88.687 orang. Dengan nilai tersebut, provinsi ini menempati peringkat ke-3 di pulau Kalimantan. Meskipun demikian, terjadi penurunan sebesar 5.28% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menandakan adanya potensi perlambatan aktivitas di sektor pertambangan Kalimantan Tengah.
(Baca: Tujuan Mengakses Internet Penduduk Desa dan Kota Penjualan Barang dan Jasa Periode 2019-2024)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menunjukkan performa yang cukup baik di sektor pertambangan dengan menempati peringkat pertama di Pulau Sumatera. Nilai tahun terakhir mencapai 87.241 pekerja, meningkat pesat sebesar 24.82% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya pertumbuhan signifikan dalam aktivitas pertambangan di Sumatera Selatan.
Jawa Timur
Dengan jumlah pekerja sebanyak 68.074 orang, Jawa Timur berada di peringkat ke-2 di Pulau Jawa. Namun, terjadi penurunan sebesar 16.38% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini perlu menjadi perhatian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sektor pertambangan di Jawa Timur.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan 55.139 pekerja di sektor pertambangan. Provinsi ini berada di peringkat kedua di Pulau Sumatera. Pertumbuhan mengalami penurunan -15.34% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat menempati urutan ke-4 di pulau Kalimantan dengan jumlah pekerja 53.811 orang. Dibandingkan tahun sebelumnya, sektor pertambangan di Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 8.49%.
Jambi
Di Provinsi Jambi, jumlah pekerja di sektor pertambangan tercatat 45.303 orang, menempati posisi ke-3 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan sektor ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 19.87% dibandingkan tahun sebelumnya.