Menurut laporan Muso, perusahaan anti-pembajakan asal Inggris, pada 2024 ada 66,38 miliar kunjungan ke situs terbitan bajakan secara global.
"Pembajakan di bidang penerbitan meningkat sebesar 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa praktik tersebut bukan lagi sekadar tren yang baru muncul, melainkan telah menjadi perilaku digital yang dominan," tulis Muso dalam laporan 2024 Piracy Trends and Insights.
Manga atau komik Jepang menjadi konten terbitan yang paling banyak dibajak, dengan proporsi 70,15% dari total kunjungan ke situs terbitan bajakan global.
"Manga merupakan fenomena budaya global sekaligus sinyal komersial bahwa ada permintaan audiens yang belum terpenuhi," kata Muso.
Lalu proporsi kunjungan ke situs bajakan yang masuk kategori terbitan umum mencapai 14,82%, terbitan fiksi 7,39%, buku 5,10%, dan buku audio 1,55%.
Sedangkan terbitan bajakan yang berupa materi edukasi, majalah dan surat kabar, serta notasi musik proporsinya kurang dari 1% seperti terlihat pada grafik.
Muso juga mencatat, Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak mengunjungi situs terbitan bajakan, menyumbang 12,39% dari total kunjungan global.
Posisinya berikutnya disusul Indonesia dengan pangsa 10,37%, Rusia 7,34%, Vietnam 6,20%, dan jepang 4,36%.
"Pembajakan terbitan terjadi baik di negara dengan ekonomi digital yang sudah maju maupun di wilayah yang mengandalkan perangkat mobile sebagai sarana utama akses digital," tulis Muso.
(Baca: Partisipasi Warga Indonesia ke Sarana Membaca Masih Rendah pada 2024)